Permainan Tradisional Fakfak
Permainan tradisional yang ada di setiap daerah merupakan salah satu bentuk dari warisan seni dan budaya lokal yang memperkaya khasanah kebudayaan bangsa Indonesia.
Jauh sebelum globalisasi moderen
menjamah bangsa ini, ragam permainan tradisional digunakan sebagai media
interaksi sosial yang juga mampu melatih ketangkasan, kreatifitas dan
kekompakan anak. Namun kini, gaung permainan tradisional nyaris tak terdengar,
tertutup oleh bisingnya deru game-game elektronik moderen yang menjamur subur.
Kali ini, dari
gelaran Festival Inspirasi Fakfak 2015,
pemainan tradisional kembali dimainkan. Festival yang berlangsung di Gedung Olah Raga Krapangit Gewab Fakfak
ini seakan membuka kembali memori nostalgia tentang permainan tradisional yang mencapai
puncak popularitasnya pada tahun 90-an.
Ragam permainan
tradisional yang dimainkan dalam kegiatan yang berlangsung pada 28 November
2015 itu adalah Benteng, Talib, Karet Yeye, Batu Sepuluh
dan Pancasila
Ada Lima Dasar.
BENTENG
Benteng
adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh 8-12 orang atau lebih yang
dibagi menjadi dua kelompok.
Setiap kelompok memiliki satu benteng atau markas, biasanya berupa tiang, pilar, pohon atau batu. Ada anggota yang bertugas menjaga benteng agar tak dikuasai oleh lawan. Anggota yang lain akan berlari, berusaha menyentuh lawan untuk dijadikan tawanan.
Setiap kelompok memiliki satu benteng atau markas, biasanya berupa tiang, pilar, pohon atau batu. Ada anggota yang bertugas menjaga benteng agar tak dikuasai oleh lawan. Anggota yang lain akan berlari, berusaha menyentuh lawan untuk dijadikan tawanan.
Saat kawan
menjadi tawanan kelompok lawan maka kawan satu kelompoknya dapat membebaskan
kawannya dengan cara menariknya. Kelompok yang akan menjadi pemenang adalah
yang mampu menginjak benteng lawan sambil berteriak “BENTEEEEEEEEENG”. Inti
dari permainan ini adalah srategi dan juga kekompakan dalam kelompok untuk
saling bantu dalam menguasai benteng lawan.
Aturan Permainan Benteng
- Masing-masing tim akan menjaga satu tempat yang dianggap sebagai benteng sekaligus melakukan penyerangan terhadap tim lawan
- Poin didapat ketika berhasil menyentuh benteng lawan (1 poin)
- Pemain yang sedang diluar benteng jika di sentuh lawan akan masuk di penjara dan bisa dikeluarkan oleh rekan setim jika disentuh
- Permainan berlangsung selama 10 menit
- Pemain yang keluar area permainan benteng dikeluarkan dari permainan
Berikut
Liputanya :
Seperti
benteng, Thalib juga terdiri dari dua tim, tim penganggu dan tim penjaga. Tim pengganggu
harus berusaha melewati tim penjaga, dengan batasan-batasan yang telah
ditetapkan sebelumnya, hingga nanti kembali ke garis start ketika memulai. Jika
pemain pengganggu dalam permainan berhasil di-tag
oleh penjaga maka pemain tersebut harus mengulangi dari awal.
Aturan Permainan Thalib :
- Dalam tiap sesi (20 menit), tim bergantian menjadi tim penganggu dan tim penjaga. Contoh: jika tim A jadi pengganggu maka tim B jadi penjaga setelah 10 menit ditukar tim A jadi penjaga dan tim B jadi pengganggu yang juga diberi waktu 10 menit.
- Tim pengganggu harus berusaha melewati tim penjaga, sampai kembali ke garis start ketika memulai.
- Jika pemain pengganggu dalam permainan berhasil di-tagoleh penjaga maka pemain tersebut harus mengulangi dari awal.
- Setiap pemain yang berhasil melewati semua penjaga, mendapatkan 1 poin.
Lain lagi dengan permainan Karet Yeye. Karet yeye biasanya
dimainkan oleh anak perempuan. Dua orang anak akan memegang setiap ujung karet
gelang yang telah dianyam panjang (sekitar 1,5m), sementara yang lain akan
berusaha melompat dengan urutan ketinggian karet mulai dari lutut, pinggang,
dada, dagu, telinga, kepala, jingkal 1, jingkal 2, merdeka. Jika ada yang gagal
melompat maka dia akan bertugas memegang karet menggantikan si pemegang karet
sebelumnya.
Aturan Permainan Karet Yeye
- Tahapan permainan: Lutut, pinggang, dada, dagu, telinga, kepala, jingkal 1, jingkal 2, merdeka
- Pada tahap lutut dan pinggang peserta tidak boleh menyentuh karet, pada tahap dada hingga merdeka peserta tidak boleh memegang karet
- Setiap pemain yang berhasil melewati tahapan mendapatkan 1 poin
- Peserta yang gagal pada salah satu tahap tidak bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya
PANCASILA ADA LIMA DASAR
Permainan yang satu
ini dimainkan dengan cara berhompila atau berundi terlebih dahulu sambil
berkata ‘pancasila ada lima daaaasar”. Huruf yang akan digunakan untuk
menebak kategori yang telah ditentukan sebelumnya dihitung berdasarkan jumlah
jari para pemain. Misalnya, kategori yang ditentukan adalah nama negara, jumlah
jari pemain sembilan maka setiap pemain harus menebak nama negara yang berawal
huruf I. Indonesia.
Aturan Permainan
- Akan dilakukan undian pemilihan huruf, setiap huruf yang keluar diberikan waktu 1 menit untuk mengisi semua item yang tersedia di kertas
- Setiap 1 menit, kertas diambil panitia untuk diberi nilai
- Setiap item terisi dan benar (tergantung keputusan panitia) mendapat skor 100, jika dalam tiap pertandingan terdapat isian yang sama dari tim berbeda maka skor dibagi sesuai banyaknya item yang sama. Contoh: terdapat 2 orang (beda tim) yang menjawab “Kuning” maka skor yang didapat hanya 50, jika 4 orang skor yang didapat hanya 25.
- Item yang kosong/salah/tidak sesuai mendapat nilai 0.
- Dilakukan pengundian huruf sebanyak 10 kali/10 huruf.
- Skor tertinggi akan mendapat 6 Cap/Bintang, tertinggi ke dua mendapat 4 bintang/cap, tertinggi ke tiga mendapat 3 bintang/cap, seterusnya mendapat 1 bintang/cap.
- Jika terdapat skor yang sama maka permainan dilanjutkan antar pemain yang sama dengan aturan yang sama hingga mendapat pemenang (penambahan 1 kali pengundian huruf, dst).
Selain
permainan tersebut di atas, tentunya masih banyak lagi permainan tradisional yang
sering dimainkan di Fakfak seperti Gici-Gici, Lempar Batu Tujuh, Sembunyi-Sembunyi,
Kecap-Kecap,
Cabuci,
Lengkalileng,
Hompilah
dan lain sebagainya.
Semangat kami,
Jelajah Fakfak Komunitas, adalah semangat mengajak untuk terus menjaga
kebudayaan asli bangsa ini ditengah gempuran berbagai budaya asing yang masuk
dan berkembang saat ini.
Mari kita
perkenalkan kebudayaan daerah untuk kemudian dijaga dan dilestarikan bersama
hingga anak cucu bangsa Indonesia masih
tetap dapat menikmatinya kelak.
Terimakasih kepada Panitia/Relawan Tim
Kelas Inspirasi Fakfak yang telah bersedia dan membantu penyusunan artikel ini.
Kam keren sekali..
ReplyDeleteTeruslah menjadi generasi penerus yang menginspirasi.. 😊😄
Semangaaaaaaat.. 😁😀
Thanks atas dukungannya kak putri....
ReplyDeleteJadi teringat potret masa kecil dulu....
ReplyDeleteSukses selalu
ReplyDeleteMaaf pembahasan batu sepulu
ReplyDelete